- PENDAHULUAN
A.
Tinjauan Umum Mata Kuliah
Mahasiswa mempunyai kemampuan konsep,
fungsi, dan media gambar serta prinsip-prinsip Gambar Bentuk melalui berbagai
media.
B. Mata Kuliah
Mata kuliah ini menjelaskan tentang
teori dan praktik tentang prinsip-prinsip menggambar yang mencakup wawasan umum
serta teknik menggambar yang mencakup teknik
kering dan basah, yakni: pencil, pencil warna, cat air, crayon, hingga
penggabungan di antaranya.
C.
Manfaat Mata Kuliah
Bahan ajar
ini mempunyai manfaat untuk mahasiswa dalam mempermudah dalam pembelajaran mata
kuliah Menggambar, antara lain :
1.
Mata kuliah Menggambar secara manual untuk melatih kepekaan mahasiswa untuk
mengkaji dan mempraktekkan teknis konvensional menggambar
2.
Mahasiswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja dengan adanya bahan ajar.
D.
Tujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa mampu menterjemahkan objek
gambar/media gambar kedalam gambar bentuk
secara terampil dan kreatif .
E.
Tujuan Pembelajaran Khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan
pengertian, fungsi, dan tujuan Menggambar Bentuk
b. Mahasiswa dapat menjelaskan
tipe-tipe jenis Menggambar Bentuk
c. Mahasiswa dapat menjelaskan media
dalam Menggambar Bentuk
d. Menjelaskan Pemilihan Objek
Gambar / Model
e. Menjelaskan Struktur: Bentuk Dasar, Kesebandingan, Skala,
Perspektif, Komposisi
f.
Menjelaskan Plastisitas: Rendering, Tekstur, Pencahayaan, Nada Warna, Karakter
Benda, Background dan Foreground
- MANFAAT MENGGAMBAR
Menggambar
adalah proses kegiatan untuk menghasilkan gambar. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Moeliono, 1988:250) gambar adalah tiruan barang (orang, binatang,
alam, tumbuh-tumbuhan, dsb) yang dibuat dengan coretan pensil, tinta, cat pada
kertas atau media lain. Simon (dalam Sunoto, 2009:30) menyatakan bahwa: Gambar
adalah ekspresi. Gambar merupakan sesuatu yang erat dan alami, yang ada
hubunganya dengan keinginan manusia. Dengan gambar manusia dapat
mengekspresikan diri, pola pikir dan emosi-emosinya. Artinya melalui kegiatan
menggambar, manusia dapat mengungkapkan segala apa yang dirasakan dalam
pikirannya.
Menggambar
menurut Wallschlaeger dan Snyder (dalam Muharrar dan Mudjiono, 2007:4) adalah
suatu proses visual dalam menghadirkan figur dan bentuk pada sebuah permukaan
dengan menggunakan pensil, pen, atau tinta untuk menghasilkan titik, garis,
nada warna, tekstur dan lain sebagainya sehingga mampu memperjelas bentuk image.
Sedangkan menurut Ching (dalam Sunoto, 2009:31) menggambar adalah membuat
goresan di atas permukaan yang secara grafis menunjukkan kemiripan mengenai
sesuatu.
Dalam konteks menggambar
terdapat jenis kegiatan menggambar bentuk. Bentuk merupakan istilah yang
digunakan untuk menamai suatu benda yang memiliki ukuran panjang, lebar dan
tinggi atau benda yang memiliki ruang. Benda di sekitar manusia ada yang hidup
dan ada yang mati. Benda yang dimaksud di sini adalah benda mati (still life) atau alam benda, misalnya
gelas, cangkir, poci, teko, kendi, vas bunga, guci, dan buah-buahan.Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa menggambar bentuk adalah perwujudan suatu
gagasan berdasarkan objek alam benda di atas bidang dengan media dan pola
kelakuan tertentu. Dengan perkataan lain, menggambar bentuk sama halnya
menggambar alam benda atau disebut still life.. Kesimpulannya
menggambar alam benda adalah
merepresentasikan objek gambar dalam suatu bidang gambar dengan pendekatan “physioplastis”.
Dari
pengertian-pengertian di atas dapat diperoleh pemahaman bahwa istilah gambar
ilustrasi memiliki dua pengertian secara khusus dan secara umum. Secara khusus
pengertian ilustrasi merupakan gambar yang dibuat untuk menyertai teks yang
biasanya dibuat oleh ilustrator, contohnya seperti ilustrasi sampul buku,
ilustrasi iklan/poster, dan sebagainya. Pengertian gambar ilustrasi secara umum
dapat diartikan sebagai suatu gambar berupa suasana atau adegan yang bercerita.
Gambar ilustrasi dalam pengertian khusus atau gambar yang dibuat oleh ilustrator
memiliki beberapa fungsi yang diuraikan menurut Kusmiati (dalam Muharrar,
2003:3) secara rinci, yaitu menjelaskan bahwa ilustrasi merupakan suatu cara
untuk menciptakan efek atau memperlihatkan suatu subjek dengan tujuan:
1. Untuk menggambarkan suatu produk atau ilusi
yang belum pernah ada,
2. Menggambarkan kejadian atau peristiwa yang
agak mustahil, misalnya gambar sebuah pohon yang memakai sepatu,
3.
Mencoba menggambarkan ide abstrak,
misalnya depresi,
4.
Memperjelas komentar, biasanya komentar editorial, dapat berbentuk kartun atau
karikatur,
5.
Memperjelas suatu artikel untuk bidang medis atau teknik dengan gambar yang memperlihatkan
bagaimana susunan otot atau cara kerja sebuah mesin,
6. Menggambarkan sesuatu secara rinci, misalnya
ilustrasi untuk ilmu tumbuh-tumbuhan yang mengurai bagian yang tampak tumbuh,
7.
Membuat corak tertentu pada pada suatu
tulisan yang menggambarkan masa atau zaman pada saat tulisan tersebut dibuat,
misalnya “Victorian” digambarkan dengan bentuk yang lembut dan garis
berornamen.
C. Gambar bentuk dalam Karya Seni Rupa
Seni
rupa adalah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya
terdiri atas unsur-unsur rupa yaitu bidang, garis, bentuk, ruang, warna, dan
tekstur (Rondhi dan Sumartono, 2002:13). Dalam seni rupa, unsur-unsur tersebut
tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu.
Disebutkan
dalam Rondhi dan Sumartono (2003:13) berdasarkan dimensinya, karya seni rupa
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1.
Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki ukuran
panjang dan lebar atau karya yang hanya bisa dilihat dari satu arah pandang.
Contohnya lukisan, gambar, dan lain-lain.
2.
Karya seni rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa yang mempunyai tiga ukuran
yaitu panjang, lebar, dan tinggi atau karya yang mempunyai volume dan menempati
suatu ruang. Contohnya patung, kriya, keramik, dan lain-lain.
Berdasarkan
fungsinya, seni rupa dapat dikelompokkan menjadi dua (Rondhi dan Sumartono,
2002:13), yaitu :
1.
Seni murni adalah karya seni rupa yang dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
artistik.
2.
Seni Terapan adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis.
Gambar
ilustrasi termasuk dalam jenis karya seni rupa dua dimensi, karena pengertian
gambar itu sendiri seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya merupakan
karya yang dibuat pada media kertas. Gambar pada media kertas tersebut memiliki
dimensi permukaan panjang dan lebar yang dapat dilihat dari satu arah pandang.
Berdasarkan
fungsi karya seni rupa, gambar ilustrasi dikatakan sebagai karya seni terapan.
Dikatakan karya seni terapan karena terdapat dua fungsi gambar ilustrasi yaitu
gambar untuk menjelaskan/menceritakan suatu hal atau peristiwa dan gambar
ilustrasi sebagai penghias untuk menyertai suatu teks atau buku. Dalam hal ini
kedua fungsi gambar ilustrasi tersebut tergolong digunakan untuk memenuhi
kebutuhan praktis seperti contohnya dalam pembuatan gambar ilustrasi pada cover
buku yang berfungsi sebagai penghias atau gambar ilustrasi.
D. Unsur-Unsur Rupa Gambar Bentuk
Gambar
bentuk merupakan karya seni rupa, maka dalam pembuatan karyanya terdapat
unsur-unsur rupa. Unsur-unsur seni rupa memegang peranan penting dalam berkarya
seni termasuk juga dalam kegiatan menggambar ilustrasi. Sunaryo (2002:5)
mengungkapkan bahwa, pada umumnya yang termasuk unsur-unsur rupa ialah garis (line),
raut atau bangun, warna (colour), gelap terang atau nada (light-dark, tone),
tekstur atau barik (texture), dan
ruang (space).
1. Garis
Sebelum
unsur rupa garis, ada yang memandang titik atau noktah sebagai unsur yang
paling sederhana. Sebab unsur rupa garis dihasilkan melalui rangkaian titik
atau noktah. Sebagai unsur rupa, garis memiliki pengertian
a. tanda atau markah yang memanjang yang membekas
pada suatu permukaan dan mempunyai arah
b. batas suatu bidang atau permukaan, bentuk atau
warna
c. sifat kualitas yang melekat pada obyek
lanjar/memanjang (Sunaryo, 2002:7).
Garis selalu
dapat diamati secara visual pada tiap benda alam dan pada hasil karya seni rupa
termasuk juga pada karya gambar ilustrasi.
2.
Raut
Unsur
utama untuk mengenali bentuk adalah melalui raut. Sebuah bentuk dapat dikenali
dari rautnya yaitu sebagai suatu bangun yang pipih datar, yang menggumpal padat
atau berongga bervolume, lonjong, bulat, persegi, dan sebagainya (Sunaryo,
2002:9). Raut dapat ditampilkan dengan kontur yang mengelilingi bentuk raut.
Raut sering disebut pula bangun atau bidang yang dapat diamati dalam karya
gambar ilustrasi sebagai wujud pembentukan suatu objek ke dalam bentuk gambar.
3. Warna
Warna
ialah kualitas rupa yang dapat membedakan kedua obyek atau bentuk yang identik
raut, ukuran, dan nilai gelap terangnya (Sunaryo, 2002:13). Terdapat tiga warna
pokok yaitu warna merah, biru, dan kuning yang sering disebut juga sebagai
warna primer yaitu warna yang bebas dari unsur-unsur warna lain. Hasil
pencampuran dua warna primer akan terbentuk warna sekunder, yaitu warna hijau
percampuran warna biru dan kuning, warna jingga percampuran warna merah dan
kuning, kemudian warna ungu percampuran warna merah dan biru. Dua warna
sekunder apabila dicampurkan kembali akan terbentuk warna tersier. Dalam
kegiatan menggambar ilustrasi, pemberian warna dapat dilakukan dengan
menggunakan media pewarna seperti pensil warna, crayon/pastel, cat air dan
sebagainya.
4. Gelap Terang
Ungkapan
gelap terang dinyatakan dengan bentuk gradasi yang dimulai dari yang paling
putih untuk menyatakan sangat terang, sampai kepada yang paling hitam untuk
bagian yang gelap. Unsur rupa gelap terang dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan antara lain:
a. memperkuat kesan trimatra suatu bentuk,
b. mengilusikan kedalaman atau ruang,
c. menciptakan kontras atau suasana tertentu
(Sunaryo, 2002:20).
Dalam hal ini,
menggambar ilustrasi yang terdapat unsur gelap terang juga dapat digunakan
beberapa manfaat di atas.
5. Tekstur
Tekstur
atau barik, ialah sifat permukaan. Sifat permukaan dapat halus, polos, kasap,
licin, mengkilap, berkerut, lunak, keras, dan sebagainya (Sunaryo, 2002:17).
Tekstur mencakup dua macam yaitu tekstur nyata dan tekstur semu. Suatu
permukaan bila dilihat kasar, namun ketika diraba halus disebut tekstur semu.
Sebaliknya tekstur nyata adalah apa yang dirasakan atau diraba dan dilihat adalah
menunjukan hal yang sama. Dalam karya dwimatra seperti gambar ilustrasi,
termasuk dalam tekstur visual. Tekstur visual merupakan tekstur yang dapat
diserap oleh penglihatan, walaupun dapat pula membangkitkan pengalaman raba.
6. Ruang
Ruang
berarti sesuatu yang kosong yang memungkinkan untuk ditempati atau diisi dengan
sebuah bentuk. Dalam gambar ilustrasi, ruang terkait dengan raut dan bentuk.
Ruang sesungguhnya tak terbatas, dapat kosong, sebagian terisi, atau dapat pula
penuh padat terisi. Bentuk dan ukuran ruang baru dapat disadari dan dikenali
justru setelah ada sosok atau bentuk yang mengisinya atau terdapat unsur yang
melingkupinya (Sunaryo, 2002:21).
E. Prinsip Komposisi dalam Menggambar
Prinsip
komposisi memiliki peranan penting dalam pembuatan karya seni rupa termasuk
juga pada gambar bentuk. Sunaryo (2002:31-40) menyebutkan beberapa prinsip
komposisi terdiri dari:
1. Kesatuan
Kesatuan
(unity) merupakan prinsip pengorganisasian unsur-unsur rupa yang paling
mendasar. Tujuan akhir dari penerapan prinsip-prinsip desain yang lain, seperti
keseimbangan, kesebandingan, irama, dan lainnya adalah untuk mewujudkan
kesatuan yang padu atau keseutuhan.
2. Keserasian
Keserasian
(harmony) merupakan prinsip desain yang mempertimbangkan keselarasan dan
keserasian antar bagian dalam suatu keseluruhan sehingga cocok satu dengan yang
lain, serta terdapat keterpaduan yang tidak saling bertentangan. Susunan
harmonis menunjukkan adanya keserasian dalam bentuk raut dan garis, ukuran,
warna-warna, dan tekstur. Semuanya berada pada kesatupaduan untuk memperoleh
suatu tujuan atau makna.
3. Irama
Irama
(ritme) merupakan pengaturan unsur atau unsur-unsur rupa secara berulang
dan berkelanjutan, sehingga bentuk yang tercipta memiliki kesatuan arah dan
gerak yang membangkitkan keterpaduan bagian-bagiannya. Peruangan yang teratur
itu dapat mengenai jarak bagian-bagian, raut, warna, ukuran, dan arah yang ditata.
Terulangnya sesuai secara teratur memberi kesan keterkaitan peristiwa, oleh
hukum, sesuatu yang ditaati, sesuatu yang berdisiplin.
4. Dominasi
Dominasi
merupakan pengaturan peran atau penonjolan bagian atas bagian lainnya dalam
suatu keseluruhan. Dengan peran menonjol pada bagian itu maka menjadi pusat
perhatian (center of interest) dan merupakan tekanan (emphasis), karena
itu menjadi bagian penting dan yang diutamakan. Bagian yang tidak mengambil
peran disebut subordinasi.
5. Keseimbangan
Keseimbangan
(balance) merupakan prinsip yang berkaitan dengan pengaturan “bobot”
akibat “gaya berat” dan letak kedudukan bagian-bagian, sehingga susunan dalam
keadaan seimbang. Tidak adanya keseimbangan dalam suatu komposisi, akan membuat
perasaan tak tenang dan keseutuhan komposisi akan terganggu, sebaliknya,
keseimbangan yang baik memberikan perasaan tenang dan menarik, serta menjaga
keutuhan komposisi.
6. Kesebandingan
Kesebandingan
atau proporsi (proportion), berarti hubungan antar bagian atau antar
bagian terhadap keseluruhannya. Pengaturan hubungan yang dimaksud, bertalian
dengan ukuran, yakni besar kecilnya bagian, luas sempitnya bagian, panjang
pendeknya bagian, atau tinggi rendahnya bagian. Selain itu, kesebandingan juga
menunjukkan pertautan ukuran antara suatu suatu obyek atau bagian dengan bagian
yang mengelilinginya. Tujuan pengaturan kesebandingan adalah agar tercapai
kesesuaian dan keseimbangan, sehingga diperoleh kesatuan yang memuaskan.
F. Prinsip-prinsip Menggambar Bentuk
Prinsip-prinsip menggambar bentuk merupakan kaidah-kaidah yang
dijadikan pedoman dalam menggambar bentuk. Kaidah-kaidah yang menjadi pedoman
dalam menggambar bentuk terdiri dari empat prinsip, yaitu (1) perspektif,
(2) komposisi, (3) proporsi, dan (4) pencahayaan.
1.
Perspektif
Perspektif adalah prinsip menggambar yang berpedoman sesuai kesan
pandangan mata. Dua benda yang berukuran sama apabila berbeda letaknya dekat
dan jauh, maka digambar berbeda. Benda yang letaknya dekat digambar lebih besar
dibanding dengan benda yang letaknya jauh. Menggambar bentuk dengan prinsip
perspektif berarti memperhatikan perwujudan bentuk benda berdasarkan titik
lenyap. Di dalam perspektif dikenal gambar dengan satu titik lenyap dan gambar
dua titik lenyap. Gambar perspektif satu titik lenyap, objeknya sejajar dengan
garis horizontal. Gambar perspektif dua titik lenyap, objeknya tidak sejajar
dengan garis horizontal.
2.
Komposisi
Komposisi adalah susunan atau tata letak suatu objek. Komposisi
dalam menggambar bentuk merupakan tata letak objek gambar alam benda. Objek
gambar jika ditata berjauhan akan tampak terpisah dan komposisi menjadi kurang
baik. Komposisi yang baik apabila objek gambar ditata saling berdekatan
sehingga memiliki kesatuan.
Komposisi yang baik saling berdekatan
2.
Proporsi
Proporsi adalah perbandingan antara objek yang satu dengan objek
yang lain. Proporsi dalam menggambar bentuk merupakan perbandingan objek alam
benda yang satu dengan objek alam benda yang lain digambar secara proporsional.
Misalnya gambar cangkir lebih kecil dibanding gambar poci, gambar poci lebih
kecil dibanding gambar termos. Hal ini terjadi jika menggambar dua objek yang
berbeda atau lebih.
Proporsi
dalam gambar bentuk
3.
Pencahayaan
Objek atau benda akan tampak oleh penglihatan jika terkena cahaya.
Bola dunia misalnya, belahan bola dunia yang terkena cahaya matahari akan
tampak terang. Belahan bola dunia yang tidak terkena cahaya matahari akan
tampak gelap. Begitu juga benda-benda di muka bumi ini, akan tampak terang bila
terkena cahaya, sebaliknya akan tampak gelap bila tidak terkena cahaya
matahari. Dalam menggambar bentuk, bagain objek yang terkena cahaya digambar
terang, sedangkan bagian objek yang tidak terkena cahaya digambar gelap. Untuk
bagian di antara gelap dan terang digambar setengah gelap atau setengah terang.
Cahaya mengakibatkan benda tampak
terang, setengah gelap, dan gelap
Objek atau benda yang terkena cahaya akan menghasilkan
baying-bayang. Bentuk bayang-bayang pada dasarnya adalah bentuknya objek atau
benda itu sendiri. Bayang-bayang dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
baying-bayang awak, bayang-bayang langkah, dan bayang-bayang terbalik.
Bayang-bayang awak jatuh pada benda itu sendiri. Bayang-bayang langkah jatuh
pada permukaan di mana benda berada. Bayang-bayang terbalik akan terlihat jika
benda itu berada di permukaan yang dapat memantulkan, seperti kaca, cermin, air
atau keramik dan bentuk benda tampak secara terbalik.
Cahaya
mengakibatkan benda memiliki bayang-bayang
BAHAN, ALAT DAN TEKNIK MENGGAMBAR
A. Bahan dan Alat
Menggambar bentuk adalah mewujudkan gagasan berdasarkan objek alam
benda dengan media dan pola kelakuan tertentu. Media tertentu adalah bahan,
alat, dan teknik yang digunakan untuk menggambar. Bahan yang digunakan untuk
menggambar berupa kertas gambar sebagai bidang gambar. Pensil, cat, dan tinta
sebagai bahan untuk membentuk objek alam
benda. Alat yang digunakan untuk menggambar berupa kuas, palet, dan pena.
B. Teknik Menggambar
Teknik menggambar merupakan cara-cara yang digunakan untuk
menggambar. Teknik yang digunakan untuk menggambar bentuk dapat memilih salah satu, misalnya teknik arsir,
dusel, pointilis, aquarel atau plakat.
1.
Teknik
Arsir
Arsir merupakan teknik menggambar yang menggunakan unsur garis yang
disejajarkan atau dipersilangkan dalam rangka membentuk objek gambar. Jika
menggunakan pensil gambar sebagai medianya, mata pensil haruslah runcing dan
dengan posisi tegak.
Gambar Beragam Teknik Arsir
2.
Teknik
Dusel
usel merupakan teknik menggambar yang menggunakan goresan pensil
gambar dengan posisi miring atau rebah dalam rangka membentuk objek gambar.
Perbedaan teknik dusel dengan teknik arsir pada goresannya tidak secara jelas
membentuk garis. https://www.youtube.com/watch?v=QknO7rHtG9I
Gambar Teknik
dusel
3.
Teknik
Pointilis
Pointilis merupakan teknik menggambar yang menggunakan unsur titik
sebagai pembentuk objek gambar. Alat yang cocok untuk teknik pointilis adalah
pena gambar. Teknik ini memerlukan waktu yang sangat lama, sehingga dibutuhkan
kesabaran yang tinggi. Namun, hasilnya sangat memuaskan
Gambar Teknik pointilis
4.
Teknik
Aquarel
uarel
merupakan teknik menggambar khusus menggunakan bahan cat air atau tinta gambar.
Teknik menggambar aquarel dibedakan menjadi dua, yaitu teknik kering dan teknik
basah. Teknik kering, kertas gambar yang akan diwarnai dalam keadaan kering,
kemudian cat air dibubuhkan dengan kuas secara tipis. Teknik basah, kertas
gambar yang akan diwarnai dibasahi terlebih dahulu dengan air. Kemudian cat air
dibubuhkan dengan kuas, dan cat air akan bergerak sendiri menyebar secara
sporadis.
Teknik aquarelhttps://id.wikipedia.org/wiki/Cat_air
5.
Teknik Plakat
Plakat merupakan teknik menggambar yang menggunakan bahan cat air,
cat akrilik atau cat minyak. Penggunaan cat sebagai bahan dalam teknik plakat
cukup kental, sehingga bersifat menutup.
Gambar Teknik plakat
Menggambar
iharus didasari dengan memperkenalkan teknik mengarsir. Ada 6 Jenis arsiran yang
bisa dicoba dengan berbagai macam arah/gerak arsiran.
Langkah : 1
Yang dilakukan ketika mengarsir
pertama kali adalah mengarsir secara merata ke seluruh bidang yang akan diarsir
dengan tekanan dan ketebalan yang sama. Ujung pensil hanya digoreskan pada
bidang gambar tanpa tekanan, sehingga yang muncul adalah goresan tipis pensil.
Langkah : 2
Untuk menggelapkan, ulangi cara
tersebut pada bidang yang ingin digelapkan.
Langkah : 3
Ulangi beberapa kali jika ingin
lebih gelap.
Langkah : 4
Jika pengulangan arsiran tersebut
sudah tak mampu membuat lebih gelap lagi, baru tambahkan sedikit tekanan pada
arsiran anda.
Langkah : 5
Agar gradasi arsiran lebih merata,
lakukan lagi mengarsir secara merata ke seluruh bidang dengan tekanan dan
ketebalan yang sama.
C. Menggambar Obyek
Benda Geometris
Kali
ini kita akan eksperimen menggambar obyek berbentuk silindris, dengan tekstur
bening/transparan. Sebelumnya, siapkan obyek dulu, dan letakkan di depan. Kalau
tidak ada obyek, yang mau digambar apa?
Back
to topic, yang harus diperhatikan adalah proporsi dari obyek yang digambar.
Kita harus mengusahakan supaya gambar jangan terlalu kecil, sehingga banyak
space yang terbuang pada bidang gambar, dan jangan terlalu besar sehingga
bidang gambar terlalu penuh, apalagi gambar anda terpotong.
Untuk
menggambar secara proporsional, bagi pemula ada trik untuk menentukan
patokan-patokan bagaimana menyalin penampakan yang ada ke dalam kertas gambar.
pertama,
tentukan mana yang jadi bagian tengah. Pada bidang gambar, buat garis
horizontal dan vertikal tepat di tengah, dan tipis saja karena belakangan garis
ini akan dihapus. Kemudian perhatikan baik-baik obyek gambar anda. Tentukan
bagian mana yang di mata anda merupakan bagian tengah dari obyek anda,
perhatikan ciri khas penampakan dari bagian tengah obyek (apakah ada pantulan
cahaya, retakan, noda, gelap/terang, dll) dan ingat-ingatlah. Setelah
menentukan hal tersebut, jangan ubah posisi obyek, dan jangan berpindah dari
posisi anda menggambar. Perubahan posisi menggambar, dan posisi obyek praktis
merubah penampakan, sehingga penentuan bagian tengah obyek harus diulang.
Kedua,
tentukan batas-batasnya. Setelah menentukan mana yang dijadikan bagian tengah, dicari
batas paling kiri/kanan dan atas/bawah dari obyek. Tentu sudah mengingat mana
bagian tengah dari obyek. Bidiklah bagian tengah dari obyek tersebut, dengan
alat bantu, misalnya dengan ujung pensil yang dipegang. Dari bidikan tersebut,
ukurlah dengan ujung pensil, berapa kali ujung pensil, bagian tengah ke atas
obyek tersebut, agar tak lupa catatlah pada secarik kertas. Ulangi juga untuk
bagian tengah ke bawah, tengah ke kiri, dan tengah ke kanan. Sekarang sudah
mendapatkan patokan ukuran obyek.
Dengan mengibaratkan bagian tengah
kertas adalah bagian tengah obyek, tandai batas-batas obyek sesuai dengan
perbandingan ukuran yang sama dengan yang sudah anda peroleh. Apakah ukurannya terlalu kecil? Apakah
ukurannya terlalu besar? Atau malah terpotong? Bila perlu ubah-ubahlah skalanya
(dengan tetap memperhatikan perbandingan ukurannya) sampai memperoleh proporsi
yang dirasa cukup enak dilihat.
Ketiga, mulailah membuat sket, dengan memperoleh batas-batas dari obyek yang
digambar, kini dapat memulai membuat sketsa sesuai dengan batas-batas yang
sudah ditentukan sebelumnya. Banyak-banyaklah melihat obyek, buatlah sket
semirip mungkin dengan bentuk dasar obyek untuk itu. Sesekali, bidiklah lagi
obyek untuk menentukan batas-batas gelap-terang, atau jika ada, batas-batas
ornamen pada obyek, atau ciri khas lain. Trial and error sebaiknya banyak
dilakukan pada tahap ini, karena tahap ini adalah yang paling menentukan hasil
akhir karya. Sebagai catatan, usahakan sket dibuat setipis mungkin, sehingga
dapat terhapus sendiri ketika mengarsir.
Keempat, persiapan sebelum mengarsir, Hapuslah tanda-tanda batas atas/bawah kiri/kanan, juga garis vertikal dan horizontal yang pertama kali dibuat tadi. Hati-hati jangan sampai menghapus sket.
Kelima, arsirlah,buat arsiran tipis secara
merata dengan pensil yang paling tipis (misal HB) seluruh bidang pada sketsa
obyek. Kemudian ulangi arsiran pada bagian yang sedikit lebih gelap, ulangi
lagi pada bagian yang lebih gelap lagi, dan seterusnya, kemudian baru ganti
pensil yang lebih tebal, arsir dengan teknik yang sama. Terakhir gunakan
arsiran dengan tekanan untuk menyelesaikan detilnya.
jika merasa bisa menggambar secara
langsung, atau jika memiliki trik lain, tidak harus menggunakan trik ini. Trik
ini hanya salah satu cara untuk membantu menggambar secara proporsional.
Jika
sering melihat TVRI pada sekitar awal sampai pertengahan tahun 90-an mungkin
pernah melihat acara TV, Gemar Menggambar yang dibawakan oleh pelukis
legendaris, Tino Sidin. Ketika beliau mengajarkan cara menggambar sket
binatang, kepada audiens, yang sebagian besar anak-anak, beliau mengajarkannya
dengan cara demikian;
Pertama-tama beliau membuat
kurva-kurva dan bulatan-bulatan sederhana yang tersusun sedemikian rupa
sehingga menyerupai kerangka suatu binatang, kemudian menutup susunan kurva
tersebut dengan sketsa binatang tersebut.
Nampaknya,
cara belajar menggambar seperti ini hanya ditujukan kepada anak-anak. Namun
ternyata, cara ini merupakan cara belajar menggambar yang efektif, dan dapat
dilakukan semua usia. Apa yang membuat efektif? Teknik ini sangat sederhana,
membuat garis, dan bulatan dan menutupnya dengan bentuk binatang yang akan
digambar. Selain itu, teknik ini juga langsung merujuk ke esensi dari raut
binatang yang digambar, bentuk paling dasar dari binatang yang akan digambar
terwakili oleh bulatan dan kurva-kurva yang dibuat terlebih dahulu. Teknik ini
jauh lebih efektif dibandingkan dengan cara-cara yang diajarkan dalam sejumlah
buku 'belajar menggambar' lainnya yang cenderung teoretis dan berbelit-belit.
D. Menggambar Kepala Manusia
Dalam menggambar kepala
manusia, ada tujuh elemen penting yang menjadi pembentuk keseluruhan karakter
kepala tersebut, elemen penting tersebut adalah:
- Pola kepala
Pola kepala merupakan elemen paling
dasar dalam membentuk eseluruhan kepala, termasuk wajah di dalamnya. Ada
berbagai macam pola kepala, ada yang membentuk bujursangkar, persegi panjang,
segitiga, jambu, bulat telur, oval, hingga nyaris lingkaran.
- Pola garis wajah
Pola garis wajah adalah kelanjutan
dari pola kepala. Pola garis wajah dapat dikatakan sebagai dasar lay out suatu
wajah. Letak mata, hidung dan bibir ditentukan oleh pola ini.
- Pola rambut
Satu hal yang tidak bisa dilupakan
untuk mendapatkan penampilan tertentu adalah pola rambut. rambut adalah salah
satu bagian tubuh yang sangat berpengaruh untuk penampilan. Rambut memberikan
informasi mengenai latar belakang ras dan budaya pemilik rambut, usia,
bagaimana cara ia berpenampilan, dan bagaimana pula ia merawat dirinya. Pola
rambut yang berbeda-beda dapat memberikan kesan yang berbeda-beda pula; apakah
formal, atau santai; apakah ia seorang punk, atau rocker; dan sebagainya.
- Pola hidung
pola hidung lebih menunjukkan latar
belakang ras pemiliknya. Sebagai contoh, variasi hidung yang mancung cenderung
dimiliki oleh orang kulit putih, sementara hidung kecil yang pesek dimiliki
oleh ras Asiatik. Variasi hidung lebar dimiliki oleh orang berkulit hitam.
- Pola Mata
jika kita melihat wajah, mata adalah
bagian pertama yang dilihat, dan menjadi point of interest suatu wajah. Mata
menunjukkan bagaimana si pemilik mata tersebut memandang sesuatu, ke arah mana
si pemilik mata itu melihat. Mata adalah elemen paling utama dalam menunjukkan
ekspresi wajah seseorang. Selain ekspresi wajah, identitas rasial seseorang
juga ditunjukkan oleh pola mata.
- Pola alis
Alis adalah rambut yang tumbuh di
atas mata, kita semua tahu itu. Dalam membentuk ekspresi wajah, peran alis
tidak dapat lepas hubungannya dari mata. Alis memperkuat ekspresi wajah yang
dimunculkan oleh mata. Apakah wajah itu berekspresi senang, sedih, atau
datar-datar saja, dapat kita ketahui dari kombinasi pola mata dan pola alis.
- Pola bibir
Bibir adalah elemen kedua yang
menentukan ekspresi wajah setelah kombinasi dari pola alis dan pola mata. Pola
bibir dapat pula menentukan gender pemiliknya. Pola bibir juga dapat memberikan
identitas ras dari pemiliknya.
E.
Penutup
Dalam
teknik menggambar terutama bagi pemula, dibutuhkan proses yang cukup panjang,
baik untuk pengenalan alat gambar, bahan dan obyek yang digambar. Proses yang
dibutuhkan pun cukup lama, tidak seperti orang yang belajar menghafalkan , yang
sekali-dua kali dibaca sudah hafal.
Proses
berkarya dalam menggambar bentuk dimulai
dengan penguasaan alat, penguasaan bidang gambar dan penguasaan obyek gambar.
Ketiga ketiga unsur tersebut sudah dapat dikuasai diperlukan proses untuk
berlatih yaitu dengan memindahkan obyek gambar yang bersifat 3 dimensi ke dalam
kerta gambar yng sifatnya 2 dimensi.
Kegagalan
dalam menggambar bentuk merupakan hal
biasa, perlu mempertimbangkan obyek apa yang ingin digambar, teknik yang
bagaiman dalam menggambar dan untuk siapa gambar tersebut dibuat.