Rabu, 03 Februari 2016

Menggambar




  • PENDAHULUAN

A. Tinjauan Umum Mata Kuliah
Mahasiswa mempunyai kemampuan konsep, fungsi, dan media gambar serta prinsip-prinsip Gambar Bentuk melalui berbagai media.

B.  Mata Kuliah
Mata kuliah ini menjelaskan tentang teori dan praktik tentang prinsip-prinsip menggambar yang mencakup wawasan umum serta teknik menggambar  yang mencakup teknik kering dan basah, yakni: pencil, pencil warna, cat air, crayon, hingga penggabungan di antaranya.

C. Manfaat Mata Kuliah
Bahan ajar ini mempunyai manfaat untuk mahasiswa dalam mempermudah dalam pembelajaran mata kuliah Menggambar, antara lain :
1. Mata kuliah Menggambar secara manual untuk melatih kepekaan mahasiswa untuk mengkaji dan mempraktekkan teknis konvensional menggambar
2. Mahasiswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja dengan adanya bahan ajar.

D. Tujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa mampu menterjemahkan objek gambar/media gambar kedalam gambar bentuk  secara terampil dan kreatif .

E. Tujuan Pembelajaran Khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian, fungsi, dan tujuan Menggambar Bentuk
b. Mahasiswa dapat menjelaskan tipe-tipe jenis Menggambar Bentuk
c. Mahasiswa dapat menjelaskan media dalam Menggambar Bentuk
d. Menjelaskan Pemilihan Objek Gambar / Model
e. Menjelaskan  Struktur: Bentuk Dasar, Kesebandingan, Skala, Perspektif, Komposisi
f. Menjelaskan Plastisitas: Rendering, Tekstur, Pencahayaan, Nada Warna, Karakter Benda, Background dan Foreground

  •  MANFAAT MENGGAMBAR

Menggambar adalah proses kegiatan untuk menghasilkan gambar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Moeliono, 1988:250) gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, alam, tumbuh-tumbuhan, dsb) yang dibuat dengan coretan pensil, tinta, cat pada kertas atau media lain. Simon (dalam Sunoto, 2009:30) menyatakan bahwa: Gambar adalah ekspresi. Gambar merupakan sesuatu yang erat dan alami, yang ada hubunganya dengan keinginan manusia. Dengan gambar manusia dapat mengekspresikan diri, pola pikir dan emosi-emosinya. Artinya melalui kegiatan menggambar, manusia dapat mengungkapkan segala apa yang dirasakan dalam pikirannya.
Menggambar menurut Wallschlaeger dan Snyder (dalam Muharrar dan Mudjiono, 2007:4) adalah suatu proses visual dalam menghadirkan figur dan bentuk pada sebuah permukaan dengan menggunakan pensil, pen, atau tinta untuk menghasilkan titik, garis, nada warna, tekstur dan lain sebagainya sehingga mampu memperjelas bentuk image. Sedangkan menurut Ching (dalam Sunoto, 2009:31) menggambar adalah membuat goresan di atas permukaan yang secara grafis menunjukkan kemiripan mengenai sesuatu.
Dalam konteks menggambar terdapat jenis kegiatan menggambar bentuk. Bentuk merupakan istilah yang digunakan untuk menamai suatu benda yang memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi atau benda yang memiliki ruang. Benda di sekitar manusia ada yang hidup dan ada yang mati. Benda yang dimaksud di sini adalah benda mati (still life) atau alam benda, misalnya gelas, cangkir, poci, teko, kendi, vas bunga, guci, dan buah-buahan.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menggambar bentuk adalah perwujudan suatu gagasan berdasarkan objek alam benda di atas bidang dengan media dan pola kelakuan tertentu. Dengan perkataan lain, menggambar bentuk sama halnya menggambar alam benda atau disebut still life.. Kesimpulannya menggambar alam benda  adalah merepresentasikan objek gambar dalam suatu bidang gambar dengan pendekatan “physioplastis”.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat diperoleh pemahaman bahwa istilah gambar ilustrasi memiliki dua pengertian secara khusus dan secara umum. Secara khusus pengertian ilustrasi merupakan gambar yang dibuat untuk menyertai teks yang biasanya dibuat oleh ilustrator, contohnya seperti ilustrasi sampul buku, ilustrasi iklan/poster, dan sebagainya. Pengertian gambar ilustrasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu gambar berupa suasana atau adegan yang bercerita. Gambar ilustrasi dalam pengertian khusus atau gambar yang dibuat oleh ilustrator memiliki beberapa fungsi yang diuraikan menurut Kusmiati (dalam Muharrar, 2003:3) secara rinci, yaitu menjelaskan bahwa ilustrasi merupakan suatu cara untuk menciptakan efek atau memperlihatkan suatu subjek dengan tujuan:
1.  Untuk menggambarkan suatu produk atau ilusi yang belum pernah ada,
2.  Menggambarkan kejadian atau peristiwa yang agak mustahil, misalnya gambar sebuah pohon yang memakai sepatu,
3. Mencoba menggambarkan ide abstrak, misalnya depresi,
4. Memperjelas komentar, biasanya komentar editorial, dapat berbentuk kartun atau karikatur,
5. Memperjelas suatu artikel untuk bidang medis atau teknik dengan gambar yang memperlihatkan bagaimana susunan otot atau cara kerja sebuah mesin,
6.  Menggambarkan sesuatu secara rinci, misalnya ilustrasi untuk ilmu tumbuh-tumbuhan yang mengurai bagian yang tampak tumbuh,
7. Membuat corak tertentu pada pada suatu tulisan yang menggambarkan masa atau zaman pada saat tulisan tersebut dibuat, misalnya “Victorian” digambarkan dengan bentuk yang lembut dan garis berornamen.

C. Gambar bentuk dalam Karya Seni Rupa
Seni rupa adalah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya terdiri atas unsur-unsur rupa yaitu bidang, garis, bentuk, ruang, warna, dan tekstur (Rondhi dan Sumartono, 2002:13). Dalam seni rupa, unsur-unsur tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu.
Disebutkan dalam Rondhi dan Sumartono (2003:13) berdasarkan dimensinya, karya seni rupa dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar atau karya yang hanya bisa dilihat dari satu arah pandang. Contohnya lukisan, gambar, dan lain-lain.
2. Karya seni rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa yang mempunyai tiga ukuran yaitu panjang, lebar, dan tinggi atau karya yang mempunyai volume dan menempati suatu ruang. Contohnya patung, kriya, keramik, dan lain-lain.
Berdasarkan fungsinya, seni rupa dapat dikelompokkan menjadi dua (Rondhi dan Sumartono, 2002:13), yaitu :
1. Seni murni adalah karya seni rupa yang dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan artistik.
2. Seni Terapan adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis.
Gambar ilustrasi termasuk dalam jenis karya seni rupa dua dimensi, karena pengertian gambar itu sendiri seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya merupakan karya yang dibuat pada media kertas. Gambar pada media kertas tersebut memiliki dimensi permukaan panjang dan lebar yang dapat dilihat dari satu arah pandang.
Berdasarkan fungsi karya seni rupa, gambar ilustrasi dikatakan sebagai karya seni terapan. Dikatakan karya seni terapan karena terdapat dua fungsi gambar ilustrasi yaitu gambar untuk menjelaskan/menceritakan suatu hal atau peristiwa dan gambar ilustrasi sebagai penghias untuk menyertai suatu teks atau buku. Dalam hal ini kedua fungsi gambar ilustrasi tersebut tergolong digunakan untuk memenuhi kebutuhan praktis seperti contohnya dalam pembuatan gambar ilustrasi pada cover buku yang berfungsi sebagai penghias atau gambar ilustrasi.

D. Unsur-Unsur Rupa Gambar Bentuk
Gambar bentuk merupakan karya seni rupa, maka dalam pembuatan karyanya terdapat unsur-unsur rupa. Unsur-unsur seni rupa memegang peranan penting dalam berkarya seni termasuk juga dalam kegiatan menggambar ilustrasi. Sunaryo (2002:5) mengungkapkan bahwa, pada umumnya yang termasuk unsur-unsur rupa ialah garis (line), raut atau bangun,  warna (colour),  gelap terang atau nada (light-dark, tone), tekstur atau barik (texture), dan  ruang (space).
1. Garis
Sebelum unsur rupa garis, ada yang memandang titik atau noktah sebagai unsur yang paling sederhana. Sebab unsur rupa garis dihasilkan melalui rangkaian titik atau noktah. Sebagai unsur rupa, garis memiliki pengertian
a.  tanda atau markah yang memanjang yang membekas pada suatu permukaan dan mempunyai arah
b.  batas suatu bidang atau permukaan, bentuk atau warna
c.  sifat kualitas yang melekat pada obyek lanjar/memanjang (Sunaryo, 2002:7).
Garis selalu dapat diamati secara visual pada tiap benda alam dan pada hasil karya seni rupa termasuk juga pada karya gambar ilustrasi.
2. Raut
Unsur utama untuk mengenali bentuk adalah melalui raut. Sebuah bentuk dapat dikenali dari rautnya yaitu sebagai suatu bangun yang pipih datar, yang menggumpal padat atau berongga bervolume, lonjong, bulat, persegi, dan sebagainya (Sunaryo, 2002:9). Raut dapat ditampilkan dengan kontur yang mengelilingi bentuk raut. Raut sering disebut pula bangun atau bidang yang dapat diamati dalam karya gambar ilustrasi sebagai wujud pembentukan suatu objek ke dalam bentuk gambar.
3. Warna
Warna ialah kualitas rupa yang dapat membedakan kedua obyek atau bentuk yang identik raut, ukuran, dan nilai gelap terangnya (Sunaryo, 2002:13). Terdapat tiga warna pokok yaitu warna merah, biru, dan kuning yang sering disebut juga sebagai warna primer yaitu warna yang bebas dari unsur-unsur warna lain. Hasil pencampuran dua warna primer akan terbentuk warna sekunder, yaitu warna hijau percampuran warna biru dan kuning, warna jingga percampuran warna merah dan kuning, kemudian warna ungu percampuran warna merah dan biru. Dua warna sekunder apabila dicampurkan kembali akan terbentuk warna tersier. Dalam kegiatan menggambar ilustrasi, pemberian warna dapat dilakukan dengan menggunakan media pewarna seperti pensil warna, crayon/pastel, cat air dan sebagainya.
4. Gelap Terang
Ungkapan gelap terang dinyatakan dengan bentuk gradasi yang dimulai dari yang paling putih untuk menyatakan sangat terang, sampai kepada yang paling hitam untuk bagian yang gelap. Unsur rupa gelap terang dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan antara lain:
a.  memperkuat kesan trimatra suatu bentuk,
b.  mengilusikan kedalaman atau ruang,
c.  menciptakan kontras atau suasana tertentu (Sunaryo, 2002:20).
Dalam hal ini, menggambar ilustrasi yang terdapat unsur gelap terang juga dapat digunakan beberapa manfaat di atas.
5. Tekstur
Tekstur atau barik, ialah sifat permukaan. Sifat permukaan dapat halus, polos, kasap, licin, mengkilap, berkerut, lunak, keras, dan sebagainya (Sunaryo, 2002:17). Tekstur mencakup dua macam yaitu tekstur nyata dan tekstur semu. Suatu permukaan bila dilihat kasar, namun ketika diraba halus disebut tekstur semu. Sebaliknya tekstur nyata adalah apa yang dirasakan atau diraba dan dilihat adalah menunjukan hal yang sama. Dalam karya dwimatra seperti gambar ilustrasi, termasuk dalam tekstur visual. Tekstur visual merupakan tekstur yang dapat diserap oleh penglihatan, walaupun dapat pula membangkitkan pengalaman raba.
6. Ruang
Ruang berarti sesuatu yang kosong yang memungkinkan untuk ditempati atau diisi dengan sebuah bentuk. Dalam gambar ilustrasi, ruang terkait dengan raut dan bentuk. Ruang sesungguhnya tak terbatas, dapat kosong, sebagian terisi, atau dapat pula penuh padat terisi. Bentuk dan ukuran ruang baru dapat disadari dan dikenali justru setelah ada sosok atau bentuk yang mengisinya atau terdapat unsur yang melingkupinya (Sunaryo, 2002:21).
E. Prinsip Komposisi dalam Menggambar
Prinsip komposisi memiliki peranan penting dalam pembuatan karya seni rupa termasuk juga pada gambar bentuk. Sunaryo (2002:31-40) menyebutkan beberapa prinsip komposisi terdiri dari:
1. Kesatuan
Kesatuan (unity) merupakan prinsip pengorganisasian unsur-unsur rupa yang paling mendasar. Tujuan akhir dari penerapan prinsip-prinsip desain yang lain, seperti keseimbangan, kesebandingan, irama, dan lainnya adalah untuk mewujudkan kesatuan yang padu atau keseutuhan.
2. Keserasian
Keserasian (harmony) merupakan prinsip desain yang mempertimbangkan keselarasan dan keserasian antar bagian dalam suatu keseluruhan sehingga cocok satu dengan yang lain, serta terdapat keterpaduan yang tidak saling bertentangan. Susunan harmonis menunjukkan adanya keserasian dalam bentuk raut dan garis, ukuran, warna-warna, dan tekstur. Semuanya berada pada kesatupaduan untuk memperoleh suatu tujuan atau makna.
3. Irama
Irama (ritme) merupakan pengaturan unsur atau unsur-unsur rupa secara berulang dan berkelanjutan, sehingga bentuk yang tercipta memiliki kesatuan arah dan gerak yang membangkitkan keterpaduan bagian-bagiannya. Peruangan yang teratur itu dapat mengenai jarak bagian-bagian, raut, warna, ukuran, dan arah yang ditata. Terulangnya sesuai secara teratur memberi kesan keterkaitan peristiwa, oleh hukum, sesuatu yang ditaati, sesuatu yang berdisiplin.
4. Dominasi
Dominasi merupakan pengaturan peran atau penonjolan bagian atas bagian lainnya dalam suatu keseluruhan. Dengan peran menonjol pada bagian itu maka menjadi pusat perhatian (center of interest) dan merupakan tekanan (emphasis), karena itu menjadi bagian penting dan yang diutamakan. Bagian yang tidak mengambil peran disebut subordinasi.
5. Keseimbangan
Keseimbangan (balance) merupakan prinsip yang berkaitan dengan pengaturan “bobot” akibat “gaya berat” dan letak kedudukan bagian-bagian, sehingga susunan dalam keadaan seimbang. Tidak adanya keseimbangan dalam suatu komposisi, akan membuat perasaan tak tenang dan keseutuhan komposisi akan terganggu, sebaliknya, keseimbangan yang baik memberikan perasaan tenang dan menarik, serta menjaga keutuhan komposisi.
6. Kesebandingan
Kesebandingan atau proporsi (proportion), berarti hubungan antar bagian atau antar bagian terhadap keseluruhannya. Pengaturan hubungan yang dimaksud, bertalian dengan ukuran, yakni besar kecilnya bagian, luas sempitnya bagian, panjang pendeknya bagian, atau tinggi rendahnya bagian. Selain itu, kesebandingan juga menunjukkan pertautan ukuran antara suatu suatu obyek atau bagian dengan bagian yang mengelilinginya. Tujuan pengaturan kesebandingan adalah agar tercapai kesesuaian dan keseimbangan, sehingga diperoleh kesatuan yang memuaskan.

F. Prinsip-prinsip Menggambar Bentuk


Prinsip-prinsip menggambar bentuk merupakan kaidah-kaidah yang dijadikan pedoman dalam menggambar bentuk. Kaidah-kaidah yang menjadi pedoman dalam menggambar bentuk terdiri dari empat prinsip, yaitu (1) perspektif, (2) komposisi, (3) proporsi, dan (4) pencahayaan.
1.      Perspektif
Perspektif adalah prinsip menggambar yang berpedoman sesuai kesan pandangan mata. Dua benda yang berukuran sama apabila berbeda letaknya dekat dan jauh, maka digambar berbeda. Benda yang letaknya dekat digambar lebih besar dibanding dengan benda yang letaknya jauh. Menggambar bentuk dengan prinsip perspektif berarti memperhatikan perwujudan bentuk benda berdasarkan titik lenyap. Di dalam perspektif dikenal gambar dengan satu titik lenyap dan gambar dua titik lenyap. Gambar perspektif satu titik lenyap, objeknya sejajar dengan garis horizontal. Gambar perspektif dua titik lenyap, objeknya tidak sejajar dengan garis horizontal. 

2.      Komposisi
Komposisi adalah susunan atau tata letak suatu objek. Komposisi dalam menggambar bentuk merupakan tata letak objek gambar alam benda. Objek gambar jika ditata berjauhan akan tampak terpisah dan komposisi menjadi kurang baik. Komposisi yang baik apabila objek gambar ditata saling berdekatan sehingga memiliki kesatuan.
                                                         

                                         Komposisi  yang baik saling berdekatan

2.      Proporsi
Proporsi adalah perbandingan antara objek yang satu dengan objek yang lain. Proporsi dalam menggambar bentuk merupakan perbandingan objek alam benda yang satu dengan objek alam benda yang lain digambar secara proporsional. Misalnya gambar cangkir lebih kecil dibanding gambar poci, gambar poci lebih kecil dibanding gambar termos. Hal ini terjadi jika menggambar dua objek yang berbeda atau lebih.
                                          

                                           Proporsi dalam gambar bentuk

3.      Pencahayaan
Objek atau benda akan tampak oleh penglihatan jika terkena cahaya. Bola dunia misalnya, belahan bola dunia yang terkena cahaya matahari akan tampak terang. Belahan bola dunia yang tidak terkena cahaya matahari akan tampak gelap. Begitu juga benda-benda di muka bumi ini, akan tampak terang bila terkena cahaya, sebaliknya akan tampak gelap bila tidak terkena cahaya matahari. Dalam menggambar bentuk, bagain objek yang terkena cahaya digambar terang, sedangkan bagian objek yang tidak terkena cahaya digambar gelap. Untuk bagian di antara gelap dan terang digambar setengah gelap atau setengah terang.
                  


                        Cahaya mengakibatkan benda tampak terang, setengah gelap, dan gelap
 
Objek atau benda yang terkena cahaya akan menghasilkan baying-bayang. Bentuk bayang-bayang pada dasarnya adalah bentuknya objek atau benda itu sendiri. Bayang-bayang dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu baying-bayang awak, bayang-bayang langkah, dan bayang-bayang terbalik. Bayang-bayang awak jatuh pada benda itu sendiri. Bayang-bayang langkah jatuh pada permukaan di mana benda berada. Bayang-bayang terbalik akan terlihat jika benda itu berada di permukaan yang dapat memantulkan, seperti kaca, cermin, air atau keramik dan bentuk benda tampak secara terbalik.
 
                           Cahaya mengakibatkan benda memiliki bayang-bayang

 BAHAN, ALAT DAN TEKNIK MENGGAMBAR

A. Bahan dan Alat

Menggambar bentuk adalah mewujudkan gagasan berdasarkan objek alam benda dengan media dan pola kelakuan tertentu. Media tertentu adalah bahan, alat, dan teknik yang digunakan untuk menggambar. Bahan yang digunakan untuk menggambar berupa kertas gambar sebagai bidang gambar. Pensil, cat, dan tinta sebagai bahan untuk membentuk  objek alam benda. Alat yang digunakan untuk menggambar berupa kuas, palet, dan pena.  
 



           



B. Teknik Menggambar 


Teknik menggambar merupakan cara-cara yang digunakan untuk menggambar. Teknik yang digunakan untuk menggambar bentuk dapat  memilih salah satu, misalnya teknik arsir, dusel, pointilis, aquarel atau plakat.
                                    
1.      Teknik Arsir
Arsir merupakan teknik menggambar yang menggunakan unsur garis yang disejajarkan atau dipersilangkan dalam rangka membentuk objek gambar. Jika menggunakan pensil gambar sebagai medianya, mata pensil haruslah runcing dan dengan posisi tegak.




 
            



  Gambar Beragam  Teknik Arsir


2.      Teknik Dusel

usel merupakan teknik menggambar yang menggunakan goresan pensil gambar dengan posisi miring atau rebah dalam rangka membentuk objek gambar. Perbedaan teknik dusel dengan teknik arsir pada goresannya tidak secara jelas membentuk garis. https://www.youtube.com/watch?v=QknO7rHtG9I
 
 

 
Gambar Teknik dusel


3.      Teknik Pointilis

Pointilis merupakan teknik menggambar yang menggunakan unsur titik sebagai pembentuk objek gambar. Alat yang cocok untuk teknik pointilis adalah pena gambar. Teknik ini memerlukan waktu yang sangat lama, sehingga dibutuhkan kesabaran yang tinggi. Namun, hasilnya sangat memuaskan
                                       
            

       Gambar  Teknik pointilis

4.      Teknik Aquarel
uarel merupakan teknik menggambar khusus menggunakan bahan cat air atau tinta gambar. Teknik menggambar aquarel dibedakan menjadi dua, yaitu teknik kering dan teknik basah. Teknik kering, kertas gambar yang akan diwarnai dalam keadaan kering, kemudian cat air dibubuhkan dengan kuas secara tipis. Teknik basah, kertas gambar yang akan diwarnai dibasahi terlebih dahulu dengan air. Kemudian cat air dibubuhkan dengan kuas, dan cat air akan bergerak sendiri menyebar secara sporadis.
       Teknik aquarelhttps://id.wikipedia.org/wiki/Cat_air
 
5.      Teknik Plakat
Plakat merupakan teknik menggambar yang menggunakan bahan cat air, cat akrilik atau cat minyak. Penggunaan cat sebagai bahan dalam teknik plakat cukup kental, sehingga bersifat menutup.
                                        




                                                        Gambar  Teknik plakat

Menggambar iharus didasari dengan memperkenalkan teknik mengarsir. Ada 6 Jenis arsiran yang bisa dicoba dengan berbagai macam arah/gerak arsiran.
          



Langkah : 1

Yang dilakukan ketika mengarsir pertama kali adalah mengarsir secara merata ke seluruh bidang yang akan diarsir dengan tekanan dan ketebalan yang sama. Ujung pensil hanya digoreskan pada bidang gambar tanpa tekanan, sehingga yang muncul adalah goresan tipis pensil.

Langkah : 2

Untuk menggelapkan, ulangi cara tersebut pada bidang yang ingin digelapkan.


Langkah : 3

Ulangi beberapa kali jika ingin lebih gelap.

Langkah : 4



Jika pengulangan arsiran tersebut sudah tak mampu membuat lebih gelap lagi, baru tambahkan sedikit tekanan pada arsiran anda.


Langkah : 5


Agar gradasi arsiran lebih merata, lakukan lagi mengarsir secara merata ke seluruh bidang dengan tekanan dan ketebalan yang sama.

Kali ini kita akan eksperimen menggambar obyek berbentuk silindris, dengan tekstur bening/transparan. Sebelumnya, siapkan obyek dulu, dan letakkan di depan. Kalau tidak ada obyek, yang mau digambar apa?
Back to topic, yang harus diperhatikan adalah proporsi dari obyek yang digambar. Kita harus mengusahakan supaya gambar jangan terlalu kecil, sehingga banyak space yang terbuang pada bidang gambar, dan jangan terlalu besar sehingga bidang gambar terlalu penuh, apalagi gambar anda terpotong.
Untuk menggambar secara proporsional, bagi pemula ada trik untuk menentukan patokan-patokan bagaimana menyalin penampakan yang ada ke dalam kertas gambar.
pertama, tentukan mana yang jadi bagian tengah. Pada bidang gambar, buat garis horizontal dan vertikal tepat di tengah, dan tipis saja karena belakangan garis ini akan dihapus. Kemudian perhatikan baik-baik obyek gambar anda. Tentukan bagian mana yang di mata anda merupakan bagian tengah dari obyek anda, perhatikan ciri khas penampakan dari bagian tengah obyek (apakah ada pantulan cahaya, retakan, noda, gelap/terang, dll) dan ingat-ingatlah. Setelah menentukan hal tersebut, jangan ubah posisi obyek, dan jangan berpindah dari posisi anda menggambar. Perubahan posisi menggambar, dan posisi obyek praktis merubah penampakan, sehingga penentuan bagian tengah obyek harus diulang.
Kedua, tentukan batas-batasnya. Setelah menentukan mana yang dijadikan bagian tengah, dicari batas paling kiri/kanan dan atas/bawah dari obyek. Tentu sudah mengingat mana bagian tengah dari obyek. Bidiklah bagian tengah dari obyek tersebut, dengan alat bantu, misalnya dengan ujung pensil yang dipegang. Dari bidikan tersebut, ukurlah dengan ujung pensil, berapa kali ujung pensil, bagian tengah ke atas obyek tersebut, agar tak lupa catatlah pada secarik kertas. Ulangi juga untuk bagian tengah ke bawah, tengah ke kiri, dan tengah ke kanan. Sekarang sudah mendapatkan patokan ukuran obyek.
Dengan mengibaratkan bagian tengah kertas adalah bagian tengah obyek, tandai batas-batas obyek sesuai dengan perbandingan ukuran yang sama dengan yang sudah anda peroleh.  Apakah ukurannya terlalu kecil? Apakah ukurannya terlalu besar? Atau malah terpotong? Bila perlu ubah-ubahlah skalanya (dengan tetap memperhatikan perbandingan ukurannya) sampai memperoleh proporsi yang dirasa cukup enak dilihat.

Ketiga, mulailah membuat sket, dengan  memperoleh batas-batas dari obyek yang digambar, kini dapat memulai membuat sketsa sesuai dengan batas-batas yang sudah ditentukan sebelumnya. Banyak-banyaklah melihat obyek, buatlah sket semirip mungkin dengan bentuk dasar obyek untuk itu. Sesekali, bidiklah lagi obyek untuk menentukan batas-batas gelap-terang, atau jika ada, batas-batas ornamen pada obyek, atau ciri khas lain. Trial and error sebaiknya banyak dilakukan pada tahap ini, karena tahap ini adalah yang paling menentukan hasil akhir karya. Sebagai catatan, usahakan sket dibuat setipis mungkin, sehingga dapat terhapus sendiri ketika mengarsir.


Keempat, persiapan sebelum mengarsir, Hapuslah tanda-tanda batas atas/bawah kiri/kanan, juga garis vertikal dan horizontal yang pertama kali dibuat tadi. Hati-hati jangan sampai menghapus sket.


Kelima, arsirlah,buat arsiran tipis secara merata dengan pensil yang paling tipis (misal HB) seluruh bidang pada sketsa obyek. Kemudian ulangi arsiran pada bagian yang sedikit lebih gelap, ulangi lagi pada bagian yang lebih gelap lagi, dan seterusnya, kemudian baru ganti pensil yang lebih tebal, arsir dengan teknik yang sama. Terakhir gunakan arsiran dengan tekanan untuk menyelesaikan detilnya.

jika merasa bisa menggambar secara langsung, atau jika memiliki trik lain, tidak harus menggunakan trik ini. Trik ini hanya salah satu cara untuk membantu menggambar secara proporsional.


Jika sering melihat TVRI pada sekitar awal sampai pertengahan tahun 90-an mungkin pernah melihat acara TV, Gemar Menggambar yang dibawakan oleh pelukis legendaris, Tino Sidin. Ketika beliau mengajarkan cara menggambar sket binatang, kepada audiens, yang sebagian besar anak-anak, beliau mengajarkannya dengan cara demikian;
Pertama-tama beliau membuat kurva-kurva dan bulatan-bulatan sederhana yang tersusun sedemikian rupa sehingga menyerupai kerangka suatu binatang, kemudian menutup susunan kurva tersebut dengan sketsa binatang tersebut.




                                   
                                              

           

                                         

                          
Nampaknya, cara belajar menggambar seperti ini hanya ditujukan kepada anak-anak. Namun ternyata, cara ini merupakan cara belajar menggambar yang efektif, dan dapat dilakukan semua usia. Apa yang membuat efektif? Teknik ini sangat sederhana, membuat garis, dan bulatan dan menutupnya dengan bentuk binatang yang akan digambar. Selain itu, teknik ini juga langsung merujuk ke esensi dari raut binatang yang digambar, bentuk paling dasar dari binatang yang akan digambar terwakili oleh bulatan dan kurva-kurva yang dibuat terlebih dahulu. Teknik ini jauh lebih efektif dibandingkan dengan cara-cara yang diajarkan dalam sejumlah buku 'belajar menggambar' lainnya yang cenderung teoretis dan berbelit-belit.

D. Menggambar Kepala Manusia
Dalam menggambar kepala manusia, ada tujuh elemen penting yang menjadi pembentuk keseluruhan karakter kepala tersebut, elemen penting tersebut adalah:
  • Pola kepala
Pola kepala merupakan elemen paling dasar dalam membentuk eseluruhan kepala, termasuk wajah di dalamnya. Ada berbagai macam pola kepala, ada yang membentuk bujursangkar, persegi panjang, segitiga, jambu, bulat telur, oval, hingga nyaris lingkaran.


  • Pola garis wajah
Pola garis wajah adalah kelanjutan dari pola kepala. Pola garis wajah dapat dikatakan sebagai dasar lay out suatu wajah. Letak mata, hidung dan bibir ditentukan oleh pola ini.


  • Pola rambut
Satu hal yang tidak bisa dilupakan untuk mendapatkan penampilan tertentu adalah pola rambut. rambut adalah salah satu bagian tubuh yang sangat berpengaruh untuk penampilan. Rambut memberikan informasi mengenai latar belakang ras dan budaya pemilik rambut, usia, bagaimana cara ia berpenampilan, dan bagaimana pula ia merawat dirinya. Pola rambut yang berbeda-beda dapat memberikan kesan yang berbeda-beda pula; apakah formal, atau santai; apakah ia seorang punk, atau rocker; dan sebagainya.


  • Pola hidung
pola hidung lebih menunjukkan latar belakang ras pemiliknya. Sebagai contoh, variasi hidung yang mancung cenderung dimiliki oleh orang kulit putih, sementara hidung kecil yang pesek dimiliki oleh ras Asiatik. Variasi hidung lebar dimiliki oleh orang berkulit hitam.

  • Pola Mata
jika kita melihat wajah, mata adalah bagian pertama yang dilihat, dan menjadi point of interest suatu wajah. Mata menunjukkan bagaimana si pemilik mata tersebut memandang sesuatu, ke arah mana si pemilik mata itu melihat. Mata adalah elemen paling utama dalam menunjukkan ekspresi wajah seseorang. Selain ekspresi wajah, identitas rasial seseorang juga ditunjukkan oleh pola mata.



  • Pola alis
Alis adalah rambut yang tumbuh di atas mata, kita semua tahu itu. Dalam membentuk ekspresi wajah, peran alis tidak dapat lepas hubungannya dari mata. Alis memperkuat ekspresi wajah yang dimunculkan oleh mata. Apakah wajah itu berekspresi senang, sedih, atau datar-datar saja, dapat kita ketahui dari kombinasi pola mata dan pola alis.


  • Pola bibir

Bibir adalah elemen kedua yang menentukan ekspresi wajah setelah kombinasi dari pola alis dan pola mata. Pola bibir dapat pula menentukan gender pemiliknya. Pola bibir juga dapat memberikan identitas ras dari pemiliknya.




E. Penutup
Dalam teknik menggambar terutama bagi pemula, dibutuhkan proses yang cukup panjang, baik untuk pengenalan alat gambar, bahan dan obyek yang digambar. Proses yang dibutuhkan pun cukup lama, tidak seperti orang yang belajar menghafalkan , yang sekali-dua kali dibaca sudah hafal.
Proses berkarya dalam  menggambar bentuk dimulai dengan penguasaan alat, penguasaan bidang gambar dan penguasaan obyek gambar. Ketiga ketiga unsur tersebut sudah dapat dikuasai diperlukan proses untuk berlatih yaitu dengan memindahkan obyek gambar yang bersifat 3 dimensi ke dalam kerta gambar yng sifatnya 2 dimensi.
Kegagalan dalam  menggambar bentuk merupakan hal biasa, perlu mempertimbangkan obyek apa yang ingin digambar, teknik yang bagaiman dalam menggambar dan untuk siapa gambar tersebut dibuat.